Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips perawatan burung Murai Papua bakalan agar jinak dan rajin bunyi

gambar burung murai papua
Burung Murai Papua
Onkicau.com – Burung Murai Papua memang tidak sepopuler burung-burung ocehan jenis lainnya. Burung ini kurang begitu diminati para Kicau Mania karena suara kicauan burung ini tidak semerdu burung kicauan jenis lainnya. Suara burung Murai Papua cenderung monoton dan lebih sering berbunyi teot.. teot.. di ulang-ulang sehingga burung ini juga sering disebut burung Teot/burung Deot/burung Genteot.

Tapi meskipun suaranya tidak merdu, penampilan burung Murai Papua cukup menarik dengan bulu-bulu disekujur tubuhnya berwarna hitam mengkilap kehijauan dengan ekor yang panjang menjuntai dan bercabang di ujungnya hampir mirip dengan ekor burung Srigunting. Paruhnya yang besar dan matanya yang berwarna biru semakin membuat penampilan burung ini sangat menarik untuk dipelihara sebagai burung hias.

Dengan tipe suaranya yang kasar dan monoton, burung Murai Papua juga bisa dijadikan sebagai burung masteran untuk menambah variasi suara kicauan burung-burung lain. Burung ini juga termasuk burung yang mudah dipelihara karena mudah beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga bisa cepat bunyi.

Burung Murai Papua termasuk jenis burung predator, pakan alami burung ini di alam bebas adalah serangga, ulat, kadal, burung-burung kecil dan hewan-hewan kecil lainnya. Tapi ketika dipelihara didalam kandang sebaiknya burung Murai Papua dilatih untuk makan voer untuk mempermudah dalam perawatan hariannya.

Baca juga: Cara merawat burung Murai Air agar jinak dan rajin bunyi

Berikut ini cara merawat burung Murai Papua bakalan agar cepat jinak dan rajin bunyi:

1. Adaptasi lingkungan

Tahap pertama yang harus dilakukan setelah kita membeli burung Murai Papua bakalan adalah menempatkannya didalam kandang yang ukurannya cukup luas agar ekornya yang panjang tidak rusak. Tempatkan kandangnya dilokasi yang sepi agar burung tidak stress. Pada masa adaptasi berikan pakan full jangkrik, ulat hongkong atau ulat kandang selama 3 hari.

2. Melatih burung makan voer

Setelah dipelihara selama 3 hari, mulai ajari burung Murai Papua bakalan untuk makan voer dengan cara mencampur voer halus dengan potongan jangkrik atau potongan ulat hongkong. Campurkan voer sampai merata agar saat burung memakan jangkrik atau ulat hongkong, maka voer-nya juga ikut termakan sehingga lama-kelamaan burung akan terbiasa dengan aroma dan rasa dari voer yang kita berikan.

Untuk sementara sebelum burung Murai Papua ngevoer sebaiknya tidak usah dimandikan dulu, tapi cukup dijemur saja selama sekitar 1 jam setiap pagi ditempat yang tenang dan berikan 5 ekor jangkrik. Setelah selesai dijemur, kemudian burung di angin-anginkan ditempat yang teduh dan berikan pakan berupa campuran voer halus dan jangkrik atau ulat hongkong yang dipotong-potong.

Lakukan cara ini setiap hari agar burung Murai Papua bakalan tetap sehat dan mau makan voer sehingga kita tidak repot dalam perawatan sehari-harinya, karena yang terpenting dari perawatan burung Genteot bakalan adalah melatihnya untuk makan voer agar burung tidak mati kelaparan jika extra foodingnya habis.

Untuk sementara selama burung dalam masa adaptasi sebaiknya tempat menggantangnya jangan dipindah-pindah agar burung bisa cepat mengenal dan beradaptasi dengan lingkungannya dan cepat mapan. Untuk perawatan hariannya cukup diberi pakan dan air minum, dijemur dan dibersihkan kandangnya. Setelah burung ngevoer total, baru mulai dimandikan setiap pagi dengan cara disemprot halus menggunakan sprayer setiap pagi agar burung cepat jinak.

Cek kotorannya jika bentuknya padat dan warnanya sama seperti warna voer yang kita berikan berarti burung sudah ngevoer, tapi untuk memastikannya coba selama sehari burung jangan diberi extra fooding (EF), cukup diberikan voer dan air minum saja. Jika burung sudah ngevoer pasti akan memakan voer yang kita sediakan saat merasa lapar.

Setelah burung Murai Papua sudah ngevoer total, untuk perawatan hariannya cukup diberikan pakan voer kasar dan extra fooding (EF) cukup diberikan pada pagi dan sore hari saja. Pada pagi hari berikan jangkrik sebanyak 5 - 7 ekor dan pada sore hari diberikan jangkrik lagi sebanyak 5 - 7 ekor. Bisa juga ditambahkan ulat kandang sebanyak 1 - 2 sendok makan setiap hari diletakkan dalam cepuk terpisah.

Baca juga: Ciri-ciri perbedaan burung Jagal Papua jantan dan betina paling akurat

3. Penjinakan

Setelah burung Murai Papua ngevoer total, perawatan tahap selanjutnya adalah proses penjinakan. Hal ini perlu dilakukan agar burung tidak selalu klabrakan saat didekati dan agar burung berani bunyi meskipun ada orang disekitarnya.

Cara menjinakkan burung yang paling umum adalah dengan rutin memandikannya sampai basah kuyup kemudian diberikan jangkrik lansung dari tangan kita. Tujuannya untuk membiasakan burung dengan keberadaan pemiliknya dan mengajarkan pada burung bahwa kita bukan ancaman sehingga lama-kelamaan burung akan tergantung kepada kita sebagai perawatnya.

Akan lebih bagus lagi ketika burung dalam kondisi basah kuyup dan tidak bisa bergerak, masukkan tangan kita ke dalam kandang lalu elus-elus kepalanya sambil diberi jangkrik. Dengan diperlakukan lembut dan penuh kasih sayang seperti itu burung Murai Papua bakalan akan lebih cepat jinak dan nantinya bisa jinak total serta akan bersikap manja kepada pemiliknya.

Setelah selesai dimandikan dan dijemur, kemudian gantang burung ditempat ramai yang banyak lalu-lalang orang atau kendaraan untuk membiasakan burung dengan aktivitas Manusia disekitarnya.

Pertama kali digantang ditempat ramai mungkin burung akan glabrakan dan ketakutan, bahkan kepalanya bisa sampai luka-luka karena menabrak jeruji sangkar, tapi setelah beberapa hari burung akan menjadi lebih tenang dan tidak glabrakan lagi ketika ada orang yang mendekati kandangnya.

Dengan cara ini bisa dipastikan burung Murai Papua bakalan akan lebih cepat jinak meskipun awalnya bisa sampai luka-luka dan bulu-bulunya rusak, bahkan sama sekali tidak mau bunyi. Tapi nantinya burung tidak akan takut lagi dengan keberadaan orang disekitarnya dan akan berani berkicau meskipun ada orang didekatnya.

Jika burung Murai Papua tidak dibiasakan digantang ditempat ramai dan selalu ditempatkan dilokasi yang sepi, nantinya burung akan tetap giras dan selalu glabrakan saat didekati, terutama jika kandangnya di angkat.

Mungkin burung akan cepat bunyi jika digantang ditempat sepi, tapi ketika ada orang lewat pasti akan langsung diam dan bahkan glabrakan ketakutan. Jika seperti itu tentunya burung akan lama untuk menjadi gacor dan hanya akan bunyi ketika suasana disekitar kandangnya sepi.

Lakukan perawatan di atas secara rutin dan konsisten agar burung Murai Papua bakalan cepat jinak dan mapan. Setelah mapan, burung ini akan rajin bunyi dan gacor sepanjang hari dengan suara khasnya yang kasar.

Baca juga: Mengenal Burung Cucak Rotan / Cucak Rowo Papua

Demikian sedikit informasi tentang tips perawatan burung Murai Papua bakalan agar jinak dan rajin bunyi yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar burung kicauan, dapat dibaca pada artikel On Kicau lainnya.

Semoga bermanfaat

Terima kasih

Post a Comment for "Tips perawatan burung Murai Papua bakalan agar jinak dan rajin bunyi"