Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jenis pakan yang cocok untuk meloloh anakan Murai Batu

gambar anakan burung murai batu
Trotolan Murai Batu (MB)
Onkicau.com – Sebagian para penghobi Murai Batu (MB) sekarang ini lebih memilih untuk memelihara Murai Batu dari anakan/trotolan dibanding Murai Batu muda hutan karena Murai Batu ternak lebih mudah jinak dan lebih cepat gacor.

Sedangkan Murai Batu muda hutan rata-rata sangat liar dan sulit dijinakkan serta memerlukan waktu yang lama agar bisa benar-benar gacor.

Banyaknya penggemar Murai Batu ternak tentu menjadi peluang bagi para peternak Murai Batu, karena selain mudah dalam pemasarannya, harga jual burung Murai Batu juga masih cukup tinggi dipasaran dibanding burung kicauan jenis lainnya.

Tentunya hal itu menjadi peluang bagi para peternak Murai Batu untuk meningkatkan produksi ternaknya agar dapat memenuhi permintaan pasar sehingga bisa mendapatkan penghasilan lebih besar.

Untuk mempercepat proses produksi indukan Murai Batu, salah satu caranya yaitu dengan mengambil piyik/anakannya setelah menetas agar induknya segera kawin lagi dan bertelur.

Tapi untuk mendapatkan hasil anakan yang bagus kita harus tau kapan waktu terbaik untuk panen dan cara meloloh piyik/anakan Murai Batu dengan benar. Hal ini penting untuk diperhatikan karena jika sejak awal sudah salah dalam merawat piyik/anakan Murai Batu maka akan berakibat buruk terhadap hasil yang didapatkan.


Berikut ini cara merawat dan meloloh anakan Murai Batu dengan benar:

1. Waktu yang tepat untuk memanen anakan Murai Batu

Jika ingin serius menekuni usaha ternak Murai Batu sebaiknya catat kapan indukan Murai Batu mulai bertelur, mengerami, sampai perkiraan kapan telur akan menetas. Hal ini sangat penting karena bisa digunakan sebagai patokan kapan waktunya panen dan meloloh anakan Murai Batu.

Anakan Murai Batu sebaiknya dipanen antara 7 - 8 hari setelah telur menetas karena jika sudah berumur 10 - 11 hari biasanya piyik/anakan Murai Batu sudah mulai belajar nangkring dan sudah agak giras atau takut orang sehingga jadi sulit untuk diloloh.

Jika dibiarkan dirawat oleh induknya, maka waktu produksi indukan akan lebih lama karena menunggu anaknya besar. Selain itu burung yang dirawat induknya cenderung akan menjadi liar ketika di ambil untuk dirawat atau dijual.


gambar burung murai batu dan anakan burung murai batu

Setelah disapih dari induknya, tempatkan piyik/anakan Murai Batu didalam kandang kecil yang didalamnya diberi sarang dan di atasnya diberi bholam lampu 5 watt sebagai penghangat.

Pada sisi samping dan belakang kandang ditutup menggunakan kardus atau kain. Lebih bagus lagi jika menggunakan incubator karena suhunya bisa lebih tepat dan stabil. Suhu yang tepat untuk anakan Murai Batu yang berumur 5 hari, yaitu antara 29°C - 33°C, dan jika burung sudah bertambah besar suhunya cukup 30°C saja.

gambar anakan burung murai batu yang sudah disapih

2. Pakan yang cocok untuk meloloh piyik/anakan Murai Batu

Piyik/anakan Murai Batu sebaiknya mulai diloloh pada jam 6 pagi. Berikan potongan perut jangkrik sebanyak 5 ekor untuk satu ekor piyik. Setelah itu buat adonan menggunakan voer sebanyak 2 sendok makan, kroto bersih 1 sendok makan kemudian dicampur air panas secukupnya lalu di aduk dan tambahkan vitamin untuk menjaga kesehatan dan mempercepat pertumbuhan anakan Murai Batu.

Porsi adonan voer dan kroto tersebut untuk satu ekor anakan Murai Batu dan digunakan untuk sekali meloloh. Buatlah adonan agar tidak terlalu encer atau terlalu padat disesuaikan dengan umur burung. Jika adonan tidak habis sebaiknya sisanya dibuang atau diberikan pada piyik lainnya yang masih lapar.

Selain membuat adonan sendiri menggunakan voer dan kroto untuk meloloh anakan Murai Batu, bisa juga menggunakan voer khusus lolohan yang bentuknya sudah disesuaikan dengan porsi sekali telan.

Cara penggunaannya juga mudah, voer terlebih dulu diseduh/direndam dengan air hangat sampai menjadi lunak lalu airnya ditiriskan. Setelah dingin bisa langsung dilolohkan pada piyik Murai Batu. Untuk porsi pemberian pakan biasanya juga dicantumkan pada kemasannya lengkap dengan tahapan usia burung.

gambar anakan burung murai batu lolohan

Kandungan nutrisi pada voer ini sudah cukup lengkap sehingga tidak perlu diberikan tambahan ekstra fooding (EF) juga tidak masalah. Tapi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anakan Murai Batu dan untuk mempercepat pertumbhannya sebaiknya tetap diberikan ekstra fooding seperti jangkrik dan kroto.


Selain diberikan jangkrik dan kroto, anakan Murai Batu juga bisa diberikan cacing yang dipotong kecil-kecil dan dicuci dengan air hangat terlebih dulu sebelum diberikan pada burung.

Untuk ulat hongkong dan ulat kandang sebaiknya jangan diberikan dulu karena teksturnya keras dan sulit dicerna. Anakan Murai Batu boleh diberikan ulat kandang setelah berusia 25 hari sekalian mengajari burung untuk belajar makan sendiri.

3. Pemasangan Ring

Untuk pemasangan ring dilakukan setelah anakan Murai Batu berusia 10 hari karena biasanya pada umur 11 hari lebih burung sudah mulai belajar nangkring.

4. Mandi dan jemur

Pada usia 15 hari anakan Murai Batu mulai dijemur tapi cukup 10 menit saja setiap pagi dan jangan dimandikan dulu. Setelah berumur 25 hari durasi penjemuran ditingkatkan menjadi 15 menit setiap pagi dan mulai dilatih mandi dengan cara disemprot halus tapi jangan sampai basah kuyup.

Semakin bertambah usianya, maka durasi penjemuran terus ditingkatkan dan mulai dimandikan tapi tetap dengan semprotan halus.


Demikian sedikit informasi tentang jenis pakan yang cocok untuk meloloh anakan burung Murai Batu yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar Murai Batu dapat dibaca pada artikel On Kicau lainnya.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Jenis pakan yang cocok untuk meloloh anakan Murai Batu"