Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Merawat Ayam Hutan Bakalan Agar Bertahan Hidup dan Rajin Bunyi

gambar ayam hutan hijau liar onkicau.com
Ayam Hutan Hijau (Pixabay.com)
Onkicau.com – Ayam hutan hijau memiliki penampilan fisik dan warna bulu yang sangat menarik. Selain itu, ayam hutan jenis ini juga memiliki suara kokok yang sangat khas sehingga banyak yang ingin memeliharanya.

Tapi karena sebagian besar ayam hutan hijau merupakan hasil tangkapan hutan, seringkali ayam ini sulit beradaptasi ketika dipelihara didalam kandang dan banyak yang akhirnya mengalami kematian.

Ayam hutan hijau merupakan ayam liar yang terbiasa hidup didalam hutan dan jarang berinteraksi dengan Manusia. Ayam ini sangat agresif ketika melihat keberadaan Manusia dan sulit sekali didekati.

Untuk menangkap ayam hutan biasanya dengan menggunakan jaring yang dipasang ditempat-tempat dimana ayam hutan sering terlihat berkeliaran atau dilokasi yang sering dilalui ayam hutan.


Di alam bebas ayam hutan hijau akan membuat sarangnya di atas tanah dan diletakkan dilokasi yang tersembunyi seperti di semak-semak. Bahan sarangnya terbuat dari rumput-rumput kering dan ranting-ranting kayu kecil.

Ayam hutan betina rata-rata akan bertelur sebanyak 5 butir yang akan di erami selama 3 minggu sampai menetas. Anak ayam hutan hijau yang baru menetas memiliki bulu-bulu halus berwarna putih kekuningan dan sudah sangat gesit berlarian walaupun baru beberapa jam menetas.

Dihabitat aslinya ayam hutan hijau biasa memakan berbagai jenis biji-bijian, rerumputan, serangga, rayap dan binatang-binatang kecil lainnya yang ada didalam hutan. Jadi ketika dipelihara didalam kandang, ayam ini juga perlu diberikan pakan berupa biji-bijian dan juga pakan hewani seperti jangkrik dan ulat hongkong.

Selain dipelihara sebagai ayam hias, ayam hutan hijau juga sering dikawin silangkan dengan ayam kampung untuk menghasilkan ayam bekisar.

Ayam hutan hijau yang banyak dipelihara adalah yang berjenis kelamin jantan karena memiliki penampilan fisik dan warna bulu yang indah. Bulu-bulu disekujur tubuh ayam hutan jantan didominasi warna hitam kehijauan dengan kombinasi bulu-bulu berwarna merah dan kuning keemasan.

Selain memiliki penampilan fisik dan warna bulu yang indah, ayam hutan hijau yang berjenis kelamin jantan juga memiliki suara kokok yang bagus. Sedangkan ayam hutan hijau betina kurang begitu diminati karena penampilannya kurang menarik dan tidak berkokok.

Untuk merawat ayam hutan hijau tangkapan hutan memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan agar bisa bertahan hidup dan rajin bunyi, karena ayam hutan jenis sulit beradaptasi dengan lingkungan baru apalagi jika usianya sudah tua.


Berikut ini perawatan yang tepat untuk ayam hutan bakalan agar bertahan hidup dan cepat bunyi:
gambar ayam hutan hijau bakalan tangkapan hutan
Ilustrasi Ayam Hutan Hijau Bakalan
1. Penempatan

Ayam hutan hijau bakalan (tangkapan hutan) memiliki karakter yang sangat liar dan sangat agresif sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuatnya benar-benar mapan dan rajin berkokok.

Bahkan saking girasnya seringkali ayam hutan bakalan mengalami luka-luka dibagian kepalanya karena saat didekati selalu glabrakan dan melompat-lompat sampai kepalanya membentur bagian atas kandang. Jika hal itu terus terjadi dan lukanya semakin parah maka ayam hutan bakalan tersebut bisa mengalami kematian.

Untuk mencegah hal itu sebaiknya bagian atas kandangnya dilapisi dengan kardus atau styrofoam agar ketika ayam hutan bakalan menabrak bagian atas kandang tidak menyebabkan luka pada bagian kepalanya.

2. Pemberian pakan dan extra fooding (EF)

Ketika dipelihara, ayam hutan hijau bisa diberikan pakan berupa biji-bijian seperti jagung, beras merah dan godem, atau bisa juga diberikan pakan campuran biji-bijian untuk burung Derkuku yang banyak dijual di pasar burung dan kios-kios penjual pakan burung.

Selain diberikan biji-bijian sebagai pakan utamanya, ayam hutan hijau juga membutuhkan pakan hewani seperti jangkrik, belalang dan ulat hongkong (UH) untuk memenuhi kebutuhan proteinnya agar kondisi fisiknya selalu sehat dan rajin bunyi.

Untuk membuat ayam hutan bakalan lebih jinak sebaiknya selalu diberikan jangkrik langsung dari tangan agar mengenali pemiliknya dan lama-kelamaan akan merasa tergantung dengan pemiliknya yang selalu memberikan makanan.

Berikan jangkrik dan ulat hongkong (UH) secukupnya saja pada pagi dan sore hari, karena jika tidak dibatasi ayam hutan bisa menghabiskan banyak sekali jangkrik dan tentunya akan menambah biaya perawatannya.

Dengan diberikan jangkrik secukupnya maka ayam hutan bakalan akan merasa lapar, sehingga ketika diberikan jangkrik akan langsung disambar. Dengan begitu lama-kelamaan ayam hutan bakalan tersebut akan terbiasa dan tidak takut lagi ketika melihat pemiliknya.

Setelah ayam hutan bakalan agak jinak biasanya akan mulai berkokok pada pagi hari, dan akan rajin bunyi dengan suara lantangnya yang khas seperti dihutan setelah benar-benar mapan dengan lingkungan dan kandangnya.

Jadi intinya, jika memelihara ayam hutan hijau bahan (tangkapan hutan) harus telaten dalam merawatnya agar bisa bertahan hidup dan bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya terlebih dulu, karena ayam hutan jenis ini rawan mengalami stress. Jika ayam hutan sampai stress dan tidak mau makan maka kemungkinannya untuk hidup sangat kecil.

Untuk merawat ayam hutan hijau dari bakalan sampai mapan dan rajin bunyi (gacor) memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan, dari mulai menyiapkan kandang yang nyaman dan aman, perlakuan dan perawatan yang tepat, pemberian pakan dan air minum yang berkualitas serta pemberian extra fooding (EF) secara konsisten agar ayam hutan yang dipelihara selalu sehat dan rajin berkokok.


Demikian sedikit informasi tentang cara merawat ayam hutan hijau bakalan tangkapan hutan agar bertahan hidup dan rajin berkokok yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar ayam hutan dapat dibaca pada artikel On Kicau lainnya.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Cara Merawat Ayam Hutan Bakalan Agar Bertahan Hidup dan Rajin Bunyi"