Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perawatan yang tepat untuk Murai Batu dorong ekor

gambar burung murai batu dorong ekor (dokor)
Burung Murai Batu (MB)

Onkicau.com – Sampai saat ini, Murai Batu (MB) masih menjadi burung favorit para Kicau Mania karena burung bertipe fighter ini memiliki suara kicauan yang merdu dan bervariasi serta memiliki gaya tarung ngeplay yang khas.

Jika sudah gacor, burung Murai Batu dapat berkicau lantang dengan kombinasi suara asli dan suara isian yang bervariasi sehingga tidak membosankan untuk didengarkan.

Meskipun termasuk burung yang aktif berkicau dan agresif, tapi terkadang burung Murai Batu juga bisa menjadi malas bunyi, atau bahkan macet bunyi meskipun sebelumnya sudah gacor.

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan Murai Batu macet bunyi, salah satunya ketika memasuki masa mabung biasanya burung ini akan menjadi malas bunyi. Tapi ada juga Murai Batu yang tetap gacor meskipun dalam kondisi mabung.


Mabung / ngurak merupakan siklus alami yang akan di alami soleh emua jenis burung termasuk Murai Batu. Saat akan memasuki masa mabung, biasanya burung Murai Batu akan menjadi lebih banyak diam, malas bunyi dan tidak aktif seperti biasanya.

Hal itu wajar karena pada saat mabung, burung Murai Batu membutuhkan energi yang besar untuk menyelesaikan proses pergantian bulunya dari mulai merontokkan bulu sampai tumbuhnya bulu-bulu baru.

Proses tersebut akan menyerap sebagian besar cadangan protein didalam tubuh burung. Oleh karena itu, Murai Batu yang sedang mabung perlu diberikan asupan nutrisi yang lebih banyak dari biasanya dan harus istirahat total paling tidak selama 3 bulan.

Pada saat mabung, burung Murai Batu harus diberikan perawatan khusus dan di istirahatkan total agar masa mabungnya bisa berlangsung dengan normal dan cepat selesai, sehingga performanya lebih maksimal setelah selesai mabung.

Masa mabung akan ditandai dengan rontoknya beberapa helai bulu halus dan akan disusul bulu-bulu besar seperti bulu sayap dan bulu ekor yang rontok setiap harinya.

Jika burung Murai Batu sudah menunjukkan tanda-tanda akan mabung, sebaiknya segera lakukan perawatan khusus mabung, terutama pada saat dorong ekor (dokor).


Berikut ini cara merawat Murai Batu mabung, dorong ekor dan pasca mabung agar cepat tuntas:

1. Full kerodong

Tempatkan burung Murai Batu (MB) yang sedang mabung / ngurak diruangan yang tenang dan jauh dari suara burung fighter lainnya, terutama burung sejenis yang gacor.

Jauhkan burung Murai Batu dari hal-hal yang bisa mengganggu proses mabungnya, karena jika Murai Batu merasa terganggu dan stress maka bisa menghambat proses mabungnya, bahkan bisa menyebabkan macet mabung.

Jika hal itu sampai terjadi, maka akan menyebabkan pertumbuhan bulu-bulunya menjadi tidak sempurna karena bulu-bulu lamanya tidak rontok semua tapi bulu-bulu barunya sudah tumbuh, sehingga bulu-bulunya menjadi tidak rapi.

Selain itu, efek negatif yang terjadi pada Murai Batu yang gagal mabung biasanya akan mempengaruhi performanya menjadi tidak bisa maksimal, terutama untuk Murai Batu yang dilombakan.

Jadi untuk mengantisipasi hal itu, sebaiknya kandangnya dikerodong setiap hari (full kerodong), dan buka kerodong hanya pada saat memberikan pakan dan air minum serta membersihkan kandangnya saja.

Pada pagi hari, burung Murai Batu yang sedang mabung di angin-anginkan sebentar untuk menghirup udara segar dan terkena sinar matahari pagi.

Taburkan irisan daun pandan didasar kandangnya sebagai aroma terapi agar burung Murai Batu merasa rileks sehingga dapat menyelesaikan proses mabungnya dengan sempurna.


2. Pemberian pakan dan extra fooding (EF)

Pada masa perontokan bulu, kurangi porsi pemberian jangkrik dan kroto. Berikan ulat hongkong (UH) dengan porsi yang lebih banyak karena efek panas yang ditimbulkan dari pemberian ulat hongkong dapat membantu mempercepat rontoknya bulu-bulu lama burung Murai Batu.

Berikan voer yang memiliki kandungan telur dan madu pada komposisi bahannya sebagai pakan utama untuk burung Murai Batu (MB).

3. Perawatan mandi dan jemur

Pada saat burung Murai Batu sedang merontokkan bulu sebaiknya tidak dimandikan setiap hari, cukup dimandikan seminggu sekali atau dua minggu sekali saja, dan untuk penjemuran cukup dilakukan selama 15 - 20 menit saja mulai hari pada jam 07:00 pagi.

4. Perawatan pada saat dorong ekor (dokor)

Setelah sebagian besar bulu-bulu lamanya rontok dan bulu ekornya sudah tumbuh beberapa cm, rubah settingan extra foodingnya dengan settingan dorong ekor.

Tambahkan porsi pemberian jangkrik menjadi 10/10 pagi/sore, kroto segar diberikan setiap hari dengan porsi 1 cepuk untuk sekali pemberian dan cacing juga bisa diberikan seminggu sekali.

Sebelum diberikan pada burung Murai Batu, olesi jangkrik dan kroto dengan minyak ikan terlebih dulu agar bulu-bulu barunya tumbuh lebih sehat dan mengkilap.

Tapi jika burung Murai Batu tidak suka dengan jangkrik dan kroto yang di olesi minyak ikan sebaiknya jangan dipaksakan karena bisa menyebabkan burung Murai Batu tidak mau makan jangkrik dan kroto lagi nantinya.

Berikan juga buah pepaya sebagai pakan selingan untuk mencukupi kebutuhan vitamin burung Murai Batu. Tapi jika burung Murai Batu tidak mau makan buah pepaya, alternatifnya dengan memberikan pakan buah-buahan dan sayuran pada jangkrik terlebih dulu sebelum diberikan pada burung Murai Batu.

Berikan juga kuning telur ayam kampung / bebek / puyuh seminggu sekali, caranya ambil kuning telur yang sudah direbus secukupnya saja, kemudian dipotong kecil-kecil lalu ditaruh didalam cepuk.

Tujuan dari pemberian telur rebus adalah untuk mencukupi kebutuhan protein burung Murai Batu yang sedang dorong ekor agar pertumbuhan bulu ekornya bisa maksimal dan tumbuh lebih panjang.

Pada saat dorong ekor, perawatan mandi dan jemur tetap dilakukan seperti perawatan mabung dan tetap full kerodong.

Pantangan untuk Murai Batu yang sedang dorong ekor adalah penjemuran yang berlebihan karena bisa menyebabkan bulu ekornya melintir atau keriting.


5. Pemasteran

Masa mabung dan dorong ekor adalah waktu yang tepat untuk melakukan pemasteran ulang untuk memperkaya materi isiannya, karena pada saat mabung burung Murai Batu akan lebih banyak diam dan mendengar, sehingga akan lebih cepat merekam suara-suara masteran yang sering didengarnya.

Agar lebih efektif, sebaiknya pemasteran dilakukan dengan menggunakan burung-burung masteran yang gacor.

Tapi jika tidak punya burung masteran, bisa juga menggunakan Mp3 suara burung yang diletakkan didekat kandang burung dengan volume sedang pada saat burung istirahat.


6. Perawatan pasca mabung

Setelah bulu-bulu baru Murai Batu tumbuh sempurna dan bulu ekornya sudah mentok, kerodong sudah bisa mulai dibuka dan cukup dikerodong pada malam hari saja.

Embunkan burung Murai Batu setiap pagi mulai jam 05:00 atau jam 05:30 untuk menghirup udara segar dan menikmati suasana pagi yang menjadi waktu favorit burung untuk berkicau dengan lantang.

Dengan rutin di embunkan, burung Murai Batu yang baru selesai mabung akan mulai berkicau kembali dengan lantang (ngeplong) dan akan cepat gacor lagi.

Mandikan burung Murai Batu setiap hari didalam keramba atau sediakan cepuk khusus untuk mandi didalam kandangnya.

Setelah selesai dimandikan, berikan extra fooding (EF) dengan porsi seperti settingan hariannya sebelum mabung, kemudian angin-anginkan dulu sampai bulu-bulunya kering. Setelah bulu-bulunya kering, kemudian burung Murai Batu dijemur secukupnya saja.

Durasi penjemuran mulai ditingkatkan dari yang semula 15 menit menjadi 30 menit setiap hari mulai jam 07:00 pagi karena sinar matahari belum terik.

Setelah bulu-bulu barunya kering / kuat, atau sekitar dua bulan pasca mabung, penjemuran boleh dilakukan dengan durasi yang lebih lama, tapi harus dilakukan secara bertahap.

Untuk settingan extra fooding (EF) dikembalikan lagi seperti semula (sebelum mabung) dan tetap ditempel dengan burung-burung masteran agar burung Murai Batu semakin fasih menirukan suara dari burung-burung masterannya.

Pada masa rekondisi, sebaiknya burung Murai Batu jangan ditrek dulu selama dua bulan sampai kondisinya benar-benar prima.

Jika pada saat mabung / ngurak diberikan perawatan yang tepat dan konsisten, maka proses mabungnya akan berlangsung dengan normal dan cepat tuntas, sehingga setelah masa mabungnya selesai, burung Murai Batu akan kembali gacor dengan performa lebih maksimal serta memiliki bulu-bulu yang rapi dan mengkilap.

Untuk solusi Murai Batu yang macet bunyi setelah mabung bisa diberikan suplemen penggacor burung seminggu sekali. Tapi setelah Murai Batu kembali gacor sebaiknya pemberian suplemen dihentikan atau cukup diberikan sebulan sekali saja untuk menjaga staminanya dan pada saat akan dilombakan agar Murai Batu tampil bringas digantangan. 


Demikian sedikit informasi tentang perawatan yang tepat untuk burung Murai Batu dorong ekor (dokor) yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar burung Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau lainnya.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Perawatan yang tepat untuk Murai Batu dorong ekor"