Pleci dada kuning (Dakun) vs Pleci dada putih (Daput)
Ada cukup banyak jenis Pleci/Burung kaca mata yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, dan semuanya memiliki ciri fisik serta karakter masing-masing sesuai daerah asalanya.
Tapi yang paling dikenal dan banyak diminati oleh para Pleci Mania adalah Pleci dada kuning (dakun) dan Pleci dada putih (daput). Kedua jenis Pleci tersebut diyakini memiliki kualitas yang lebih baik dibanding Pleci jenis lainnya.
Tapi yang paling unggul dan banyak diminati dari kedua jenis Pleci tersebut adalah Pleci dada kuning (dakun), sehingga menyebabkan populasi Pleci dada kuning (dakun) sekarang ini mulai sulit ditemukan di alam bebas karena maraknya penangkapan secara besar-besaran tanpa di imbangi dengan usaha untuk menangkarkan burung ini dan membuat keberadaannya di alam bebas semakin langka dan bahkan terancam punah.
Harga Pleci dada kuning (dakun) sekarang ini juga semakin mahal dengan semakin sulitnya menemukan bahan/bakalan burung ini dipasaran. Harga Pleci dada kuning (dakun) juga lebih mahal dibanding Pleci dada putih (daput) dan Pleci jenis lainnya.
Jika dibandingkan, kedua jenis Pleci tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tapi meskipun kurang diminati, Pleci dada putih (daput) juga dapat menyaingi kualitas Pleci dada kuning (dakun) jika mendapatkan perawatan yang tepat.
Kelebihan Pleci dada kuning (dakun):
• Suara kicauan lebih bervariasi, dan lebih mudah dimaster dengan berbagai macam suara isian.
• Lebih mudah gacor dan lebih cepat buka paruh.
• Suara lebih kristal.
• Memiliki mental fighter yang kuat.
• Memiliki banyak penggemar dan harga jualnya juga lebih tinggi.
Kekurangan Pleci dada kuning (dakun):
• Rata-rata Pleci dada kuning (dakun) sulit untuk bisa benar-benar jinak.
• Warna bulunya kurang menarik, karena hanya memiliki satu warna saja.
• Harganya relatif lebih mahal, baik yang masih bahan ataupun yang sudah jadi (gacor).
• Sulit ditemui dipasaran, apalagi untuk bahan/bakalan Pleci dada kuning (dakun) lokal.
Kelebihan Pleci dada putih (daput):
• Suara kicauannya lebih lantang dan cenderung ngebass.
• Warna bulu lebih menarik dan lebih enak dipandang karena memiliki perpaduan dua warna, yaitu putih dan kuning.
• Postur tubuhnya sedikit lebih besar sehingga terlihat lebih gagah.
• Gaya tarung saat di lapangan lebih bagus.
• Lebih mudah jinak dan cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.
• Lebih mudah di tangkarkan.
• Harganya lebih murah dibanding Pleci dada kuning (dakun).
• Stok dipasaran masih cukup banyak karena populasinya di alam bebas masih cukup banyak.
Kekurangan Pleci dada putih (daput):
• Mentalnya kurang kuat.
• Suara kicauannya cenderung monoton.
• Sulit untuk merekam suara masteran.
• Tidak mudah membuat Pleci dada putih (daput) untuk gacor, karena memerlukan waktu yang cukup lama, apalagi untuk membuatnya buka paruh.
Jika dibandingkan secara keseluruhan sebetulnya Pleci dada putih (daput) memiliki lebih banyak kelebihan, tapi Pleci dada kuning (dakun) memiliki dua point penting yang membuatnya lebih diminati, yaitu memiliki mental fighter yang tangguh dan mudah merekam suara-suara masteran sehingga variasi kicauannya lebih banyak.
Maka tidak heran jika Pleci dada kuning (dakun) lebih mendominasi arena lomba burung kicau dan sering menjadi juara.
Tapi bukan berarti Pleci dada putih (daput) kalah mutlak dengan Pleci dada kuning (dakun), karena tidak sedikit Pleci dada putih (daput) yang bisa berprestasi di arena lomba burung kicau.
Pleci dada putih (daput) juga bisa menyaingi kualitas Pleci dada kuning (dakun) asal kita jeli dalam memilih bahan yang prospek lapangan dan juga dapat memberikan perawatan yang tepat dan sesuai dengan karakternya.
Baca juga:
Perawatan tepat agar Pleci buka paruh
Sistem koloni untuk membuat Pleci lebih gacor
Tips memilih bahan Pleci yang prospek
Demikian sedikit informasi tentang Pleci dada kuning (Dakun) vs Pleci dada putih (Daput). Untuk informasi lain seputar Pleci, dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Pleci dada kuning (Dakun) vs Pleci dada putih (Daput)"